Tahun 1946 Hotel merdeka ini digunakan sebagai tempat perundingan antara Pemerintah Indonesia denganPemeintah Belanda yang kemudian menghasilkan Naskah Linggarjati, karena perundingan itu sangat penting maka gedung ini disebut Gedung linggarjati. Kadang-kadang disebut Gedung Naskah linggarjati tetapi tidak tepat karena naskahnya disusun dan disimpan di tempat lain, yaitu di Jakarta dan Amsterdam. Tahun 1948-1950 ketika aksi militer tentara II, gedung ini dijadikan markas tentara Belanda. Tahun 1950-1975 ditempati oleh Sekolah dasar Negeri Linggajati. Pada saat ini bangunan tersebut berfiungsi sebagai museum.

Bagian ruang sidang berdenah empat persegi panjang. Dalam ruang nini terdapat meja dan kursi yang digunakan sebagai tempat perundingan. Di sebelah utara dinding ruang sidang terdapat pintu masuk ke gang atau lorong. Gang tersebut berukuran 1,50 m dan berfungsi sebagai penghubung kamar-kamar. Pintu masuk kamar memiliki kisi-kisi dengan motif belah ketupat. Di sebelah utara ruang sidang ini terdapat 4 buah kamar tidur, salah satu kamar digunakan untuk Prof. Schemerhon. Disebelah barat ruang sidang terdapat pintu keluar yang menuju halaman gedung ini. Dapur diletakan di sebelah selatan ruang sidang, sedangkan beberapa kamar lagi terdapat di belakang dapur dan untuk mencapainya melewati gang.